Pertanyaan yang tidak terjawab

Sebagai perempuan, aku tidak bisa terang terangan mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya. Entah kenapa rasanya itu sulit. Seperti ada yang tertahan dilidah ini.

Begitu juga kamu.

Tapi, aku tau dari gerak gerik kamu yang selalu memperhatikan ku barang sedetik saja. Tapi sekarang,

Tidak.

Hari berlalu begitu cepat sehingga dapat mengubah kamu dengan begitu berbeda. Minggu berganti minggu, bulan berganti bulan pun tak kalah. Layak lomba.

Banyak pertanyaan yang bersarang diotakku hingga sekarang.

Kenapa kamu meninggalkan aku?

Kenapa kamu mengingkari janjimu?

Kenapa kamu mengkhianati aku?

Kenapa kamu...

Menyakiti aku?

Aku pernah memintamu untuk perlahan membunuh perasaanku padamu, awalnya kamu memang tidak mau. Karna kamu tidak mau melakukannya pada orang yang kamu cintai. Tapi sekarang,

Kamu berhasil.

Kamu berhasil membunuhnya perlahan.. perlahan.. namun pasti. Luka ini, luka yang akan tidak pernah sembuh. Percayalah, setelah ini aku tidak akan pernah bisa lagi mempercayai orang.

Termaksud kamu.

Tapi, aku akan selalu dibelakangmu. Selalu ada dibayangan hitammu, berpalinglah dan lihat kebelakang. Ada aku,

Yang selalu menunggumu.

Walaupun seberapa besar kamu menyakiti aku, seberapa besar kamu mematahkan kepercayaanku, seberapa besar luka yang kamu buat,

I'll be a good girl.

Komentar